Berdasarkan keterangan ketiga nelayan Rupat, Bengkalis, Riau yang tertembak di Selat Malaka, pelakunya adalah polisi Diraja Malaysia.
Hal itu berdasarkan dialek Bahasa Melayu Malaysia para pelaku yang terdengar ketika mereka merampas kapal milik para nelayan.
Kronologis penembakan di Selat Malaka versi polisi: dua hari lalu, ketiga nelayan tersebut sedang menjaring ikan di Selat Malaka yang merupakan jalur perairan internasional. Namun tiba-tiba speedboat yang mereka bawa didatangani sejumlah orang bersenjata dengan satu unit kapal.
Para pelaku yang diperkirakan lebih dua orang lansung memberondong mereka dengan tembakan. Akibatnya, ketiganya mengalami luka tembak pada bagian lengan, dada dan kaki.
Setelah itu, para pelaku langsung menyeburkan mereka ke laut. Selanjutnya pelaku langsung kabur membawa speedboat berserta isinya.
Setelah itu mereka langsung menjalani perawatan medis di puskesmas Bengkalis. Namun karena peralatan tidak memadai, mereka terpaksa harus dirujuk ke RS Eka Hospital Pekanbaru untuk pengambilan proyektil peluru.
Hal itu berdasarkan dialek Bahasa Melayu Malaysia para pelaku yang terdengar ketika mereka merampas kapal milik para nelayan.
"Pengakuan ketiganya, pelakunya katanya polisi Malaysia. Tapi kita masih akan buktikan kebenarannya," kata Kapolres Bengkalis AKBP Toni Ariadi Efendi kepada okezone Minggu (11/12/2011).
Kronologis penembakan di Selat Malaka versi polisi: dua hari lalu, ketiga nelayan tersebut sedang menjaring ikan di Selat Malaka yang merupakan jalur perairan internasional. Namun tiba-tiba speedboat yang mereka bawa didatangani sejumlah orang bersenjata dengan satu unit kapal.
Para pelaku yang diperkirakan lebih dua orang lansung memberondong mereka dengan tembakan. Akibatnya, ketiganya mengalami luka tembak pada bagian lengan, dada dan kaki.
Setelah itu, para pelaku langsung menyeburkan mereka ke laut. Selanjutnya pelaku langsung kabur membawa speedboat berserta isinya.
“Para korban berhasil selamat berkat pertolongan nelayan lain yang saat itu juga sedang mencari ikan disana. Semula para penyelamat itu ingin mendekati ketiganya waktu peristiwa itu berlangsung. Namun karena ada suara tembakan mereka takut," kata Kapolres Bengkalis AKBP Toni Ariadi Efendi.
Setelah itu mereka langsung menjalani perawatan medis di puskesmas Bengkalis. Namun karena peralatan tidak memadai, mereka terpaksa harus dirujuk ke RS Eka Hospital Pekanbaru untuk pengambilan proyektil peluru.
0 komentar:
Posting Komentar