30/01/12

China Harus Beri "Pelajaran" terhadap Filipina

Sebuah media milik pemerintah, mendesak agar China menjatuhkan sanksi terhadap Filipina.

Hal itu terjadi setelah Filipina menyetujui permintaan AS yang ingin menambah jumlah pasukannya di negara itu.

Filipina Jumat lalu mengatakan, pihaknya berencana untuk mengadakan latihan militer bersama yang lebih intensif dengan AS.

Rencana itu disambut baik oleh AS sebagai upaya memperluas kekuatan militernya di Asia.

Meski Pemerintah China belum mengeluarkan pernyataan resmi, namun sebuah media China Global Times yang dikenal sebagai pendukung kebijakan pemerintah mengatakan dalam laporannya, bahwa Pemerintah China harus menghentikan aktivitas ekonominya dengan negara-negara Asia Tenggara.

Tidak hanya itu, Pemerintah China juga didesak untuk mempertimbangkan kembali hubungan ekonomi antara China dan negara-negara tetangganya yang lebih kecil.

"Ini akan menunjukkan kepada negara-negara tetangga, bahwa berpihak dengan AS bukanlah pilihan yang tepat," ujar Global Times dalam laporannya seperti dikutip RNW, Minggu, (29/1/2012).

China, Taiwan, serta dengan beberapa negara ASEAN lainnya seperti Filipina, Vietnam, Brunei, dan Malaysia telah sejak lama terlibat konflik saling klaim di Laut China Selatan. Wilayah Laut China Selatan dikenal merupakan salah satu jalur penting dalam jalur pelayaran dan memiliki deposit minyak bumi dalam jumlah yang besar.

Selama ini, Filipina dan Vietnam telah berulang kali mengeluh atas tindakan agresif China terhadap kawasan itu. Sebuah kapal Angkatan Laut (AL) China dilaporkan sempat melepaskan tembakan peringatan kepada nelayan Filipina. Insiden ini memicu kekhawatiran terkait munculnya kekuatan militer dan politik di kawasan itu.

Kehadiran militer AS di Manila sendiri selain merupakan upaya untuk mengantisipasi kekuatan militer China, namun juga untuk meningkatkan pengaruh militer AS di kawasan Asia.

0 komentar:

Posting Komentar