22/12/11

Ada mafia dalam penyelundupan imigran gelap

Peristiwa di Trenggalek, Jawa Tengah menunjukkan Indonesia sebagai 'surga' tempat transit bagi imigran gelap yang menuju Australia.

Selain pengawasan yang lemah, diduga kuat ada mafia yang memfasilitasi imigran gelap dari sejumlah negara di Timur Tengah itu untuk sampai ke Australia. indikasinya ada keterlibatan oknum anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam penyelendupan imigram gelap tersebut.

Pengamat Militer dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Muhajir Effendi menilai, oknum anggota TNI yang terlibat dalam penyelundupan imigran gelap, bukan karena minimnya gaji yang diterima. Sebab, renumerasi TNI sudah jalan sejak beberapa waktu lalu. "Ini bukan persoalan remunerasi, tapi lebih pada persoalan mental pribadi masing-masing anggota tersebut," kata Muhajir, Kamis (22/12/2011).

Pria yang juga Rektor UMM ini menambahkan, oknum TNI yang melakukan hal itu hanya untuk mencari tambahan penghasilan saja. "Saya yakin tidak ada tujuan yang lebih besar, termasuk urusan-urusan strategis yang menyangkut negara," tambah alumnus Short Course di Universitas Pertahanan Nasional AS di Washington ini. "Kasus ini hanya pelanggaran disiplin biasa saja," imbuhnya.

Adanya beking dari aparat dalam penyelundupan imigram gelap ini juga diutarakan Guru Besar Hukum Internasional Fakultas Hukum Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana. "Para imigran gelap mau membayar uang dalam jumlah besar dan mempertaruhkan nyawa agar dapat sampai Australia," kata dia.

Dia, menyebutkan beberapa alasan mengapa Indonesia menjadi surga tempat transit bagi imigran gelap. Pertama, posisi Indonesia yang bertetangga dengan Australia, meski dipisahkan dengan bentangan laut yang lebar.

Kedua, luasnya wilayah laut Indonesia sehingga dapat dimasuki secara tidak sah oleh para imigran. "Banyak dari mereka tidak melewati Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) di pelabuhan laut dan udara," ungkapnya.

Menurutnya, berbagai peralatan TNI-AL dan Polisi Air tidak memadai untuk menjaga wilayah laut yang sangat luas dari para imigran gelap. Ketiga, kalaupun melewati jalur-jalur resmi, ada oknum petugas yang dapat meloloskan dengan sejumlah uang.
Keempat di Indonesia harus diakui ada mafia yang memfasilitasi imigran gelap dari sejumlah negara di Timur Tengah untuk sampai ke Australia.

Kelima, adanya nelayan dan pelaut yang berani membawa kapal seadanya bagi para imigran gelap dengan kompensasi finansial. "Menghadapi permasalahan ini, pemerintah harus membuat kebijakan untuk memerangi Indonesia sebagai tempat transit bagi para imigran gelap," jelas Hikmahanto.

Sebelumnya, diakui Kepala Penerangan Komando Daerah Militer V Brawijaya Kolonel (Inf) Sugiyono, ada 3 oknum anggota TNI berinisial Peltu S, Praka K, dan Praka KA diduga terlibat dalam penyelundupan imigran gelap yang kapalnya tenggelam di perairan Watu Limo, Trenggalek.

Ketiganya saat ini sudah diamankan di Detasemen Polisi Militer V/I Madiun. Saat ini status ketiganya menjadi saksi dan belum ditingkatkan sampai terperiksa.

Seperti diberitakan sebelumnya, sebuah kapal tenggelam di perairan Watu Limo, Trenggalek, Surabaya, Jawa Timur, pada Sabtu 17 Desember lalu. Kapal yang mengangkut lebih dari 200 orang imigran itu tenggelam setelah dihantam ombak besar.

Hingga hari kelima pasca-kapal tenggelam, jumlah korban tewas yang ditemukan mencapai 80 jiwa, 24 di antaranya masih proses evakuasi.

0 komentar:

Posting Komentar