Ancaman blokade Selat Hormuz akan berpotensi melambungkan harga minyak. Dengan adanya kenaikan harga minyak, maka akan menambah beban pada subsidi listrik.
Anggota Komisi VII DPR RI Satya W Yudha mengatakan, jika harga minyak naik, maka akan menyebabkan kenaikan harga bahan bakar jenis batubara dan gas. Karenannya, dia menilai adanya kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) sebesar 10 persen per 1 April 2012 bisa menjadi solusi.
"Tapi tergantung juga harga energi primer juga lho. Kalo harga minyak naik, harga batubara dan gas juga naik, subsidi listrik naik. Kalo subsidi listrik gampang ngitungnya itu diliat dari harga energi primernya saja," ujar Satya kepada okezone di Jakarta, Selasa (31/1/2012).
Menurutnya, jika harga minyak mencapai USD150 per barel maka subsidi listrik juga akan meningkat secara signifikan dan menyebabkan defisit anggaran yang sangat besar. "Kalo harga minyak naik pasti harga listrik membengkak, dan subsidi bisa lebih dari Rp66 triliun," tegasnya.
Meski begitu, Satya melanjutkan, masalah kenaikan TDL yang diminta pemerintah, masih harus dibicarakan dengan DPR, terkait dampak dari kenaikan tersebut. "Kita mau ngitung inflasinya, segmen pasar terus bagaimana itu dibarengi dengan rencana pembatasan BBM. Ini yang belum dibicarakan lebih lanjut lagi dengan kita," jelasnya.
Menurutnya, dalam rapat badan anggaran memang telah diputuskan subsidi untuk listrik sebesar Rp44 triliun dan sudah termasuk penghematan akibat kenaikan TDL tersebut. "Tetapi kan belum diomongin sama DPR. Penghematannya bisa dihitung subsidinya kan pertama Rp66 triliun sekarang bisa Rp44 triliun jadi sekitar Rp22 triliun penghematannya," pungkasnya.
Anggota Komisi VII DPR RI Satya W Yudha mengatakan, jika harga minyak naik, maka akan menyebabkan kenaikan harga bahan bakar jenis batubara dan gas. Karenannya, dia menilai adanya kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) sebesar 10 persen per 1 April 2012 bisa menjadi solusi.
"Tapi tergantung juga harga energi primer juga lho. Kalo harga minyak naik, harga batubara dan gas juga naik, subsidi listrik naik. Kalo subsidi listrik gampang ngitungnya itu diliat dari harga energi primernya saja," ujar Satya kepada okezone di Jakarta, Selasa (31/1/2012).
Menurutnya, jika harga minyak mencapai USD150 per barel maka subsidi listrik juga akan meningkat secara signifikan dan menyebabkan defisit anggaran yang sangat besar. "Kalo harga minyak naik pasti harga listrik membengkak, dan subsidi bisa lebih dari Rp66 triliun," tegasnya.
Meski begitu, Satya melanjutkan, masalah kenaikan TDL yang diminta pemerintah, masih harus dibicarakan dengan DPR, terkait dampak dari kenaikan tersebut. "Kita mau ngitung inflasinya, segmen pasar terus bagaimana itu dibarengi dengan rencana pembatasan BBM. Ini yang belum dibicarakan lebih lanjut lagi dengan kita," jelasnya.
Menurutnya, dalam rapat badan anggaran memang telah diputuskan subsidi untuk listrik sebesar Rp44 triliun dan sudah termasuk penghematan akibat kenaikan TDL tersebut. "Tetapi kan belum diomongin sama DPR. Penghematannya bisa dihitung subsidinya kan pertama Rp66 triliun sekarang bisa Rp44 triliun jadi sekitar Rp22 triliun penghematannya," pungkasnya.
0 komentar:
Posting Komentar