Tumpahan minyak Blok Montara |
Blok Montara, milik PTTEP Australasia, perusahaan migas asal Thailand selaku penanggungjawab tumpahnya minyak di perairan Zona Ekonomi Ekslusif Australia, yang mencemari perairan Indonesia di Laut Timor dan menyengsarakan sekira 1300 nelayan di Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga kini belum memberikan ganti rugi. Hal itu dikatakan Deputi Bidang Pengelolaan B3, Limbah B3 dan Sampah, Kementrian Lingkungan Hidup, Masnellyarti dalam jumpa pers di Hotel Kuta Paradiso, Bali, Rabu (23/11/2011)
Masnellyarti menjelaskan, pihak Montara berjanji akan mengganti rugi kepada para nelayan di NTT usai persoalan bencana banjir di Bangkok, Thailand selesai.
Seperti diketahui, sekira 1300 nelayan di NTT mengalami penurunan pendapatan yang signifikan akibat tumpahnya minyak di perairan ZEE Australia yang menyebabkan tercemarnya Laut Timor Indonesia pada 21 Agustus 2009. Sudah hampir dua tahun berjalan namun kasus tersebut belum diselesaikan. Janji penggantian rugi pun belum terealisasi hingga saat ini.
Padahal, menurut Peraturan Presiden Nomor 109 tahun 2006 tentang penanggulangan keadaan darurat tumpahan minyak di laut penanggulangan tumpahan minyak harus cepat, tepat dan terukur. Dalam peraturan tersebut, Presiden menunjuk Menteri Perhubungan bertindak selaku Ketua Tim Nasional Penanggulangan Keadaan Darurat Akibat Tumpahan Minyak di Laut dan Menteri Negara Lingkungan Hidup sebagai Wakil Ketua Tim Nasional.
Menteri Negara Lingkungan Hidup, Balthasar Kambuaya mengatakan seharusnya peristiwa tumpahan minyak tersebut bisa dijadikan pengalaman agar ke depan tidak terulang kembali.
Untuk mengatasi hal itu, Kementrian Lingkungan Hidup hari ini menggelar seminar bertajuk Registration of Disperant in the Oil Spill Response at Sea di Hotel Kuta Paradiso Bali bersama pakar lingkungan dari Australia dan Amerika guna mencari solusi untuk persoalan ini.
"Negosiasi dengan pihak Montara masih dilakukan. Juli lalu draf MoU sudah dilakukan tetapi di sana ada perubahan kabinet. Dan baru mau dilakukan kembali mereka kena musibah banjir Bangkok," ujar Masnellyarti.
Masnellyarti menjelaskan, pihak Montara berjanji akan mengganti rugi kepada para nelayan di NTT usai persoalan bencana banjir di Bangkok, Thailand selesai.
Seperti diketahui, sekira 1300 nelayan di NTT mengalami penurunan pendapatan yang signifikan akibat tumpahnya minyak di perairan ZEE Australia yang menyebabkan tercemarnya Laut Timor Indonesia pada 21 Agustus 2009. Sudah hampir dua tahun berjalan namun kasus tersebut belum diselesaikan. Janji penggantian rugi pun belum terealisasi hingga saat ini.
Padahal, menurut Peraturan Presiden Nomor 109 tahun 2006 tentang penanggulangan keadaan darurat tumpahan minyak di laut penanggulangan tumpahan minyak harus cepat, tepat dan terukur. Dalam peraturan tersebut, Presiden menunjuk Menteri Perhubungan bertindak selaku Ketua Tim Nasional Penanggulangan Keadaan Darurat Akibat Tumpahan Minyak di Laut dan Menteri Negara Lingkungan Hidup sebagai Wakil Ketua Tim Nasional.
Menteri Negara Lingkungan Hidup, Balthasar Kambuaya mengatakan seharusnya peristiwa tumpahan minyak tersebut bisa dijadikan pengalaman agar ke depan tidak terulang kembali.
Untuk mengatasi hal itu, Kementrian Lingkungan Hidup hari ini menggelar seminar bertajuk Registration of Disperant in the Oil Spill Response at Sea di Hotel Kuta Paradiso Bali bersama pakar lingkungan dari Australia dan Amerika guna mencari solusi untuk persoalan ini.
"Belajar pengalaman makanya kita panggil speaker dari Australia dan Amerika. Sharing pengalaman, pengetahuan bagaimana pengamanan dispersant oil ini," ujar Kambuaya.
Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
BalasHapusNama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut